Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Luka Dibalik Tawa

Gambar
Tidak terasa kini aku sudah memasuki semester lima akhir. Waktu seakan sudah berlari, tidak berjalan lagi; pertanda kiamat tak lama lagi. Semester lima merupakan semester yang penuh dengan suka dan duka. Hal-hal yang membuatku ‘berduka’ tak akan aku ceritakan di sini. Cukup aku saja yang tahu. Salah satu mata kuliah yang aku ambil di semester lima ini adalah Etika Bisnis dan Profesi; biasa disingkat Etbis. Mata kuliah itulah yang aku nanti-nantikan tiap pekannya. Kenapa? Karena mata kuliah Etbis bisa dibilang ‘mata kuliah curhat’. Karena tiap minggunya aku dan teman-teman ditugaskan untuk melakukan olah rasa dan olah batin; tentang apapun. Mungkin hampir semuanya menumpahkan isi hatinya di dalam lembaran kertas pholio itu. Sejak pertemuan awal hingga menjelang akhir, kebanyakan cerita mereka penuh haru. Aku pun sempat ditunjuk untuk membacakan hasil olah rasa dan olah batinku di hadapan seluruh teman-temanku. Saat itu aku bercerita tentang ‘oneness’ nya aku. Aku sempat menahan

My Story about Design

Gambar
Pen cerita tentang pertama kali gue bisa design nih! Boleh ya, boleh? =D Semua berawal semenjak negara api menyerang. Wkwkwk. Nggak, ding! Kidding! =D Iya jadi gini ceritanya. Dulu pas ane duduk di bangku SMA kelas X atau XI ada perekrutan tim lab komputer, namanya LabJar (Laboratorium Jaringan). Nggak sembarang orang bisa masuk tim itu. Dan entah kenapa ane jadi salah satu orang yang terpilih untuk masuk di tim itu. Semenjak masuk di tim LabJar itu, ane jadi orang sibuk dah! *gayanya*. Gimana gak sibuk coba? Selesai KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) itu jam 14.30 tepat, terus langsung ke Lab sampai menjelang maghrib. Capek sih sebenernya, tapi manfaatnya buanyak deh!  Nah, nah, nah. Semua anggota LabJar wajib mendalami salah satu diantara Adobe Photoshop, CorelDRAW, atau Flash. Pada saat itu ane mutusin untuk memperdalam CorelDRAW X4. Ane diajarin dasar-dasarnya doank. Selebihnya ane belajar sendiri alias otodidak. Semenjak ane bisa ngoprek CorelDRAW, semenjak itulah a

Love Thriller

Gambar
Entah mengapa aku sangat menyukai novel atau film yang berbau thriller. Di saat kebanyakan perempuan lain suka membaca novel-novel romance , aku malah menyukai novel berbau pembunuhan dan misteri. Apakah itu aneh? Awal mula aku menyukai novel thriller mungkin karena sejak SD aku sering menonton anime Detective Conan di salah satu stasiun televisi swasta setiap hari Minggu. Nggak ujug-ujug nonton, sih. Aku tertular virus thriller dari ayahku. Ayahku tak pernah melewatkan satu episode pun dari serial Detective Conan ini. Aku ikut-ikutan nonton sih awalnya, eeh lama-kelamaan jadi ketagihan, deh! Aku lebih betah membaca novel thriller daripada membaca novel romance. Alasannya, novel romance itu lebih lebay dan tidak bisa membuatku memutar otak. Lain halnya dengan novel thriller yang menguras otak dan bikin ketagihan buat membacanya. Buku-buku thriller yang sudah jadi favoritku diantaranya The Da Vinci Code karya Dan Brown, Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle, Infe

'Iedku

Boleh cerita, kan? Ini tentang malam ‘Iedul Adl-ha-ku. Bisa juga menjadi malam ‘Iedul Adl-ha-mu. Kisah ini tentang seorang perantau yang harus menikmati malam takbiran dan kembang api seorang diri. *** Ah! Harus sampai kapan aku harus iri pada mereka yang bisa pulang ke kampung halaman mereka kapanpun? (iri sedikit boleh ya) Sampai kapan aku harus gigit jari setiap kali dilempari pertanyaan “ Nggak pulang, Teh?” Jariku lama-lama bisa habis jika dilempari tanya itu. Hoho =D Beruntunglah bagi mereka yang rumahnya hanya perlu ditempuh dengan empat-lima-enam jam. Beruntunglah bagi mereka yang bisa menikmati malam takbiran, kembang api, dan shalat ‘ied bersama orang terdekat. Bersyukurlah, karena tidak semua orang seberuntung kamu, Bung! Oke fix. Perjuanganku bisa dikatakan berkali-kali lipat dibandingkan orang lain. Mengapa bisa? Tahukah? Menahan rindu butuh kekuatan dan perjuangan. Aku harus menahan rindu itu dan membunuhnya tanpa ampun. Berkali-kali. Aku hanya bisa berkata “

Nggak Usah Dibaca!

Gambar
Berpikirlah dua kali sebelum membaca tulisan ini. Karena tulisan ini sedikit mainstream. :P Inget, pikir dua kali. Risiko ditanggung sendiri lho yaa. =P          Pernah suatu ketika, sepupuku yang masih duduk di kelas satu SD mengucapkan kata ‘pacaran’. Aku pun penasaran, definisi pacaran menurutnya seperti apa? Langsung kutanyakan langsung padanya.           “Rey, pacaran teh apa sih?”           Dia terdiam sejenak. Mungkin berpikir.           “Pernikahan.” jawabnya polos.         Subhaanallaah, anak kelas satu SD saja tahu bahwa pacaran itu hanya dilakukan setelah pernikahan. Itu anak kelas satu SD lho ! Kamu kelas berapa? Umur berapa? Definisi pacaran menurutmu seperti apa? Aku yakin, kamu lebih pintar dan lebih bijak dari anak kelas satu SD. :-D ***           Miris sekali ketika melihat anak-anak zaman sekarang sudah menganggap pacaran adalah suatu hal yang ‘biasa’. Pacaran dilakukan oleh kebanyakan remaja, tak terkecuali anak pesantren. Pacaran

Gelas Kaca

Gambar
Sudah kubilang, jangan menaruh gelas itu terlalu tinggi! Minggu kelabu. Kuputuskan untuk pergi ke pasar malam. Sendiri. Mencoba menjernihkan pikiranku yang sedang kalut. Ramainya pasar malam ternyata tak membuat pikiranku jauh lebih baik. Arrghh! Ternyata aku sudah salah tempat. Kulihat seorang anak kecil yang merengek meminta permen kapas warna-warni kepada ibunya. Tetapi nampaknya keinginannya tak dapat dikabulkan oleh sang ibu. Di sebelah kananku kulihat komedi putar yang menyala-nyala. Ingin rasanya aku menaikinya. Aku ingin berada di atas sana. Melihat sekelilingku, tanpa tahu dengan jelas siapa yang sedang aku lihat. Sudah hampir dua jam aku mengelilingi pasar malam. Tak jelas arah dan tujuan. Ah! Tak peduli! Yang penting rasa penatku bisa hilang. Kuputuskan untuk membeli permen kapas berwarna pink. Ukurannya sangat besar, sampai-sampai menutupi jarak pandangku. Aku pun berjalan. Mencoba mencari jalan pulang. Ah! Mengapa tempat ini begitu luas? Ingin rasanya

Satu-satunya Pilihan

Tak selamanya niat baikmu disambut dengan tangan terbuka.. Tak selamanya benih yang kau tanam akan berbuah.. Jatuh, sakit, gagal, itu semua hal yang biasa.. Yang menjadi penting sekarang adalah bagaimana kau bisa bangkit.. Dan yang menjadi persoalan sekarang adalah bagaimana kau bisa mengambil pelajaran dari peristiwa masa lalu yang buruk agar tak terjadi lagi di kemudian hari.. Teruslah berjuang, karena hanya itulah satu-satunya pilihan.. -A.J.-

Sampai Kapan?

terpaku menatap jarum jam ;bergerak tetapi aku diam tak bisakah ikuti arah paling tidak arah jarum jam ah! entahlah! mengapa semuanya serba entah? hanya bisa menghela nafas berat sesak harus sampai kapan? Bangkalan, 25 Februari 2014

In Memoriam of 14 Part II

            Bismillaahi ar-rahmaani ar-rahiimi.             Jangan gunakan mata untuk membacanya!             Tapi, gunakan hati untuk membacanya!             # Pelepasan…             Hari demi hari telah dilewati. Beribu rintangan telah dilalui. Berjuta hambatan telah disambangi. Tibalah kita semua untuk melepaskan diri. Dari sebuah tempat yang sudah memberikan banyak pelajaran dan kenangan yang berarti. Semua itu pasti terpatri dalam hati dan akan terngiang-ngiang dalam memori.             Batik merah. Baju itulah yang kita kenakan ketika pelepasan santri. Batik merah yang dipadu padankan dengan bawahan hitam, menambah kesan ‘elegant’ pada tiap-tiap santri lulusan angkatan 14. Semuanya nampak senada. Indah.             Para asatidz ikut menjadi saksi atas kebahagiaan kita. Dengan berbalut kain batik coklat, satu per satu asatidz memasuki aula. Kupandangi wajah satu per satu asatidz itu. Yaa Rabb, wajah inilah yang telah membantuku hingga mencapai titik ini. Wajah-waj