In Memoriam of 14 Part II
Bismillaahi ar-rahmaani ar-rahiimi.
Jangan gunakan mata untuk
membacanya!
Tapi, gunakan hati untuk membacanya!
# Pelepasan…
Hari demi hari telah dilewati.
Beribu rintangan telah dilalui. Berjuta hambatan telah disambangi. Tibalah kita
semua untuk melepaskan diri. Dari sebuah tempat yang sudah memberikan banyak pelajaran
dan kenangan yang berarti. Semua itu pasti terpatri dalam hati dan akan
terngiang-ngiang dalam memori.
Batik merah. Baju itulah yang kita
kenakan ketika pelepasan santri. Batik merah yang dipadu padankan dengan
bawahan hitam, menambah kesan ‘elegant’ pada tiap-tiap santri lulusan angkatan
14. Semuanya nampak senada. Indah.
Para asatidz ikut menjadi saksi atas
kebahagiaan kita. Dengan berbalut kain batik coklat, satu per satu asatidz
memasuki aula. Kupandangi wajah satu per satu asatidz itu. Yaa Rabb, wajah
inilah yang telah membantuku hingga mencapai titik ini. Wajah-wajah inilah yang
mengantarkanku ke gerbang kehidupan yang sesungguhnya. Semoga tiap tetesan
keringat yang luruh bersama rasa letih para asatidz dapat menjadi ‘amal jariyah
bagi para asatidz kelak. Aamiin.
Ketika tangan santri lulusan beradu
dengan tangan para asatidz, haru biru pun membuncah di dada. Mata mulai
berkaca-kaca. Air mata luruh seketika. Dan tak sengaja membentuk anak-anak air
mata. Air mata bahagia, sedih, haru, bercampur jadi satu. Make-up yang dipersiapkan
selama satu jam lebih pun luntur oleh genangan air mata.
Belasan kamera mendokumentasikan setiap
peristiwa yang terjadi di hari bersejarah itu. Pose-pose menarik, aneh, dan
lucu itu terabadikan. Senyum yang membentuk seperti buah pisang muncul ketika
melihat hasil foto itu. Dan tak sedikit dari foto itu yang menimbulkan gelak
tawa.
Hari yang begitu bersejarah..
ííí
# Dunia Baru…
Malam telah sampai pada peraduannya.
Bintang dan bulan bersua di tengah-tengah gemerlapnya alam semesta. Mereka
selalu menepati janjinya yang akan selalu menerangi kehidupan manusia ketika
kegelapan mulai menyelimuti dunia. Masih terekam jelas peristiwa-peristiwa
pelepasan siang tadi. Peristiwa itu menimbulkan goresan-goresan tinta
berwarna-warni bak pelangi.
Dari timur, si bulat kuning perlahan
mulai menampakkan dirinya. Bau basah embun-embun begitu menyeruak, karena
semalam anak-anak hujan berlarian di tanah milik bumi. Mulai pagi ini, aku tak
lagi menyandang status sebagai santri lagi. Almamater krem bukan kepunyaanku
lagi. Khoas putih tak menjadi ciri khasku lagi.
Kini aku dan semuanya harus
menentukan langkah. Langkah untuk menapaki impian demi impian. Langkah yang
akan menentukan apakah kita akan menjadi ‘orang’ atau tidak. Kita semua
mengambil langkah yang berbeda-beda. Ada yang mengumpulkan pundi-pundi rezeki,
ada yang mempersiapkan diri untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, dan
ada juga yang bersiap untuk menapaki hidup bersama dengan kekasih hati lewat
ikatan suci.
(Alhamdulillaah, dua sahabat kita
telah menemukan tambatan hatinya. Kini mereka tengah menjalin mahligai bahgia
dalam ikatan suci pernikahan. Baarakallaah. Semoga menjadi keluarga yang
sakinah, mawaddah, wa rahmah. Aamiin.)
Kini kita tengah memasuki dunia
baru. Masing-masing kita mempunyai dunianya sendiri. Kini kita terpisah tempat,
jarak, dan waktu. Meskipun diantara kita ada yang meneruskan hidup di luar kota,
bahkan luar provinsi, tetapi kita masih bisa curi-curi waktu untuk bermuwajahah
dan bershillaturrahiim. Meskipun tidak semuanya dapat hadir.
Kudapati segelintir sahabat 14 dan
berbincang-bincang hangat bersama mereka. Kita saling sharing tentang apa yang
kita alami selama ini. Mendengar kisah-kisah mereka, aku menjadi semakin terpacu
untuk menetapkan langkah dalam menjejal asa.
Semoga kita semua dapat saling
memotivasi satu sama lain. Aku berharap, kita akan tetap menjadi kita. Aku
ingin, kita tidak terpecah menjadi aku, kamu, dia, dan dirinya. Aku ingin kita
tetap menjadi kita. Ya, KITA.
Mari kita jaga ukhuwah kita! Marik
kita pererat tali shilaturrahiim kita! Mari kita sambung cerita kita! Mari kita
wujudkan mimpi dan asa kita!
14
AKAN TETAP MENJADI ‘KITA’, SAMPAI KAPANPUN..!!
^.^
InsyaAllaah,
Aamiin.
ííí
Komentar
Posting Komentar
Write your comment here ;)